Kebetulan di kantor saya ada sebutan Learning Champion, isinya adalah para karyawan yang mau memberikan waktu, tenaga dan ilmunya untuk sharing atau berbagi dengan para karyawan lainnya, istilahnya trainer dimana tahapan-tahapan dari learning champion mulai dari bronze, silver dan Gold.
Saya sendiri sudah mencapai posisi Gold, tetapi agar bisa terakreditasi harus menyelesaikan tugas penulisan hasil karya sendiri yang kemudian diberikan ke Dept terkait. berikut ini adalah hasil tulisan saya.
Perubahan so Pasti la yauw…..
Seringkali kita mendengar…”kalau mau berhasil berubah dong..” atau ”buat apa berubah gw udah enak kok dengan keadaan sekarang” pernah gak terpikirkan kenapa sich harus berubah?, memangnya kalau gak berubah kenapa? Seringkali pertanyaan tersebut saya dapatkan dari beberapa teman-teman dan sahabat.
Kadang-kadang kita lupa bahwa bila ingin mencapai kemajuan dan kesuksesan dalam hidup jangan sampai melupakan tentang perubahan, karena sudah merupakan aturan kehidupan bagi semua mahluk yang ada dunia. Dari mulai kehadiran di dunia, kemudian dewasa hingga akhirnya kembali kepada sang pencipta, percaya atau tidak kita tidak pernah jauh dari yang namanya perubahan. Bayangkan jika kondisi hari ini sama dengan kondisi hari esok begitu seterusnya seperti film Groundhog Day, apa tidak bosan dan kesal. Bagaimana bisa mengatakan alangkah indahnya hidup bila yang dihadapi itu-itu saja. Ingatkan ketika jaman sekolah atau kuliah dulu acap kali diajarkan bahwa untuk dapat bertahan hidup kita harus memulai suatu perubahan, tidak perduli seberapa besar usaha yang harus dilakukan
Tetapi pada kenyataannya banyak orang-orang yang sangat paham dan jago dalam teori-teori perubahan bahkan menjadi pembicara, moderator dan public speaking begitu dihadapkan dengan perubahan yang sesungguhnya malah berubah 180 derajat, mereka yang biasa mengumandangkan kata-kata perubahan tiba-tiba berbalik arah dan parahnya lagi seseorang yang ditugaskan untuk melakukan perubahan tersebut dianggap sebagai public enemy, dimusuhi, digosipkan serta tidak mendapatkan full support padahal disadari atau tidak perubahan itu mengarah ke perbaikan bagi mereka semua.
Memang bukanlah hal yang mudan/gampang bila kita memutuskan melakukan suatu perubahan terlebih bila perubahan tersebut terkait dengan banyak hal yang berkaitan dengan orang lain baik itu keluarga maupun rekan kerja. Seperti saat kita belajar naik sepeda selalu sulit diawal, mengayuh terjatuh sampai berulang kali hingga akhirnya bisa dengan lancar mengayuh tanpa terjatuh. Sekali memutuskan melakukan perubahan Janganlah pernah menyesalinya dan juga membanding-bandingkan keadaannya “kalau dulu begini, sekarang malah jadi begini nyesel gw” karena memang gak ada yang salah dalam perubahan. Persepsi atau cara pandang kitalah yang membuatnya benar atau salah.
Saya sendiri sangat mengagumi mereka yang berani mengambil resiko demi sebuah perubahan. Ada satu buku yang pernah saya baca kalau tidak salah judulnya “Make it Happen” isinya berdasarkan kisah nyata dari seorang biasa yang berhasil menjadi seorang sangat luar biasa dengan melakukan perubahan secara drastis. Dibuku ini diceritakan tentang pendiri dan pemilik PT Trakindo Utama, Bapak Achmad Hadiat Kismet Hamami atau biasa dipanggil Pak Met pada tahun 1970 beliau memutuskan berhenti, tepatnya mengambil pension dini secara resmi dari Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dengan pangkat terakhir Kolonel. Beliau memutuskan untuk membuka usaha yang akhirnya malah berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi seluruh warga Negara Indonesia. Bayangkan dari seorang militer beralih menjadi seorang pengusaha, bukanlah hal yang mudah atau gampang untuk melakukannya diperlukan mental, semangat dan dukungan dari orang-orang terdekat serta keyakinan dalam diri agar bisa berhasil kemudian meraih sukses seperti beliau.
Berkaca dari apa yang telah dilakukan oleh Pak Met, pelajaran yang bisa diambil adalah tidak hanya sikap yang mesti dirubah tapi juga bagaimana cara kita berpikir karena bersikap dengan tepat dan berpikir benar apapun perubahannya pasti menghasilkan sesuatu yang baik dan benar pula.
Saat ini diperusahaan tempat saya bekerja sedang melakukan perubahan besar-besaran, saking besarnya maka dilakukan secara bertahap agar berjalan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Mulai dari perpindahan gedung, system, business rules sampai Jajaran Management hingga level staff semua merasakan dan terlibat dalam perubahan tersebut. Tentu saja hal ini memiliki efek psikologis yang sangat besar bagi semua karyawan bagi mereka yang takut akan perubahan tersebut akan terasa sebagai ancaman, karena ada kemungkinan segala hal menjadi lebih buruk lagi. Tapi bagi mereka yang berani dan percaya diri justru sangat menyenangkan dan memberikan inspirasi, kenapa? karena dibalik ancaman tersebut ada kesempatan, kesempatan untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik dari kondisi sekarang.
Balik lagi ke salah satu pertanyaan teman di atas, bagaimana buat mereka yang tidak mau berubah, memangnya salah?. Jawaban dari saya tidak ada yang salah karena memang tidak ada benar atau salah disini tetapi mau atau tidak mau. Menurut teori ABC yang sempat saya ikuti, mereka yang sampai saat ini belum mau berubah dan masih nyaman dengan keadaan disebutnya adalah area “convert zone”, mereka akan tetap berada disitu sampai akhirnya keadaan atau lingkungan yang akan memaksa serta menyeretnya agar berubah dan tentu saja rasanya akan sangat menyakitkan. Contohnya ada seorang teman yang sebelumnya bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan penambangan dari hari pertama bekerja, dia tidak punya keinginan menambah atau meningkatkan performa kerjanya, bila didaftarkan sebagai peserta training oleh atasannya selalu saja menolak, diberikan tugas yang sedikit berbeda menolak, pokoknya bekerja hanya berdasarkan kacamata kuda saja. Ketika tiba saat-saat sulit dimana perusahaan tempatnya bekerja harus mengencangkan ikat pinggang dia termasuk dalam daftar karyawan yang harus dirumahkan, dunia seakan runtuh keadaanlah yang memaksa dia berubah dan tentu saja menyakitkan.
Saat ini pun saya sedang melakukan suatu perubahan, perubahan yang sangat drastis dan berarti buat saya. Setelah sekian lama berada di area ”convert zone” sudah saatnya kembali ke ”war zone”. Kembali teringat kata-kata dari seorang sahabat bukan masalah bisa atau tidak bisa, tetapi mau atau tidak mau.
Perubahan...so pasti la yauw.....
If you focus on Results, You will never Change
If you focus on Change, You will get Results!
Seringkali kita mendengar…”kalau mau berhasil berubah dong..” atau ”buat apa berubah gw udah enak kok dengan keadaan sekarang” pernah gak terpikirkan kenapa sich harus berubah?, memangnya kalau gak berubah kenapa? Seringkali pertanyaan tersebut saya dapatkan dari beberapa teman-teman dan sahabat.
Kadang-kadang kita lupa bahwa bila ingin mencapai kemajuan dan kesuksesan dalam hidup jangan sampai melupakan tentang perubahan, karena sudah merupakan aturan kehidupan bagi semua mahluk yang ada dunia. Dari mulai kehadiran di dunia, kemudian dewasa hingga akhirnya kembali kepada sang pencipta, percaya atau tidak kita tidak pernah jauh dari yang namanya perubahan. Bayangkan jika kondisi hari ini sama dengan kondisi hari esok begitu seterusnya seperti film Groundhog Day, apa tidak bosan dan kesal. Bagaimana bisa mengatakan alangkah indahnya hidup bila yang dihadapi itu-itu saja. Ingatkan ketika jaman sekolah atau kuliah dulu acap kali diajarkan bahwa untuk dapat bertahan hidup kita harus memulai suatu perubahan, tidak perduli seberapa besar usaha yang harus dilakukan
Tetapi pada kenyataannya banyak orang-orang yang sangat paham dan jago dalam teori-teori perubahan bahkan menjadi pembicara, moderator dan public speaking begitu dihadapkan dengan perubahan yang sesungguhnya malah berubah 180 derajat, mereka yang biasa mengumandangkan kata-kata perubahan tiba-tiba berbalik arah dan parahnya lagi seseorang yang ditugaskan untuk melakukan perubahan tersebut dianggap sebagai public enemy, dimusuhi, digosipkan serta tidak mendapatkan full support padahal disadari atau tidak perubahan itu mengarah ke perbaikan bagi mereka semua.
Memang bukanlah hal yang mudan/gampang bila kita memutuskan melakukan suatu perubahan terlebih bila perubahan tersebut terkait dengan banyak hal yang berkaitan dengan orang lain baik itu keluarga maupun rekan kerja. Seperti saat kita belajar naik sepeda selalu sulit diawal, mengayuh terjatuh sampai berulang kali hingga akhirnya bisa dengan lancar mengayuh tanpa terjatuh. Sekali memutuskan melakukan perubahan Janganlah pernah menyesalinya dan juga membanding-bandingkan keadaannya “kalau dulu begini, sekarang malah jadi begini nyesel gw” karena memang gak ada yang salah dalam perubahan. Persepsi atau cara pandang kitalah yang membuatnya benar atau salah.
Saya sendiri sangat mengagumi mereka yang berani mengambil resiko demi sebuah perubahan. Ada satu buku yang pernah saya baca kalau tidak salah judulnya “Make it Happen” isinya berdasarkan kisah nyata dari seorang biasa yang berhasil menjadi seorang sangat luar biasa dengan melakukan perubahan secara drastis. Dibuku ini diceritakan tentang pendiri dan pemilik PT Trakindo Utama, Bapak Achmad Hadiat Kismet Hamami atau biasa dipanggil Pak Met pada tahun 1970 beliau memutuskan berhenti, tepatnya mengambil pension dini secara resmi dari Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI) dengan pangkat terakhir Kolonel. Beliau memutuskan untuk membuka usaha yang akhirnya malah berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi seluruh warga Negara Indonesia. Bayangkan dari seorang militer beralih menjadi seorang pengusaha, bukanlah hal yang mudah atau gampang untuk melakukannya diperlukan mental, semangat dan dukungan dari orang-orang terdekat serta keyakinan dalam diri agar bisa berhasil kemudian meraih sukses seperti beliau.
Berkaca dari apa yang telah dilakukan oleh Pak Met, pelajaran yang bisa diambil adalah tidak hanya sikap yang mesti dirubah tapi juga bagaimana cara kita berpikir karena bersikap dengan tepat dan berpikir benar apapun perubahannya pasti menghasilkan sesuatu yang baik dan benar pula.
Saat ini diperusahaan tempat saya bekerja sedang melakukan perubahan besar-besaran, saking besarnya maka dilakukan secara bertahap agar berjalan sesuai dengan rencana yang sudah disusun. Mulai dari perpindahan gedung, system, business rules sampai Jajaran Management hingga level staff semua merasakan dan terlibat dalam perubahan tersebut. Tentu saja hal ini memiliki efek psikologis yang sangat besar bagi semua karyawan bagi mereka yang takut akan perubahan tersebut akan terasa sebagai ancaman, karena ada kemungkinan segala hal menjadi lebih buruk lagi. Tapi bagi mereka yang berani dan percaya diri justru sangat menyenangkan dan memberikan inspirasi, kenapa? karena dibalik ancaman tersebut ada kesempatan, kesempatan untuk membuat segala sesuatunya menjadi lebih baik dari kondisi sekarang.
Balik lagi ke salah satu pertanyaan teman di atas, bagaimana buat mereka yang tidak mau berubah, memangnya salah?. Jawaban dari saya tidak ada yang salah karena memang tidak ada benar atau salah disini tetapi mau atau tidak mau. Menurut teori ABC yang sempat saya ikuti, mereka yang sampai saat ini belum mau berubah dan masih nyaman dengan keadaan disebutnya adalah area “convert zone”, mereka akan tetap berada disitu sampai akhirnya keadaan atau lingkungan yang akan memaksa serta menyeretnya agar berubah dan tentu saja rasanya akan sangat menyakitkan. Contohnya ada seorang teman yang sebelumnya bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan penambangan dari hari pertama bekerja, dia tidak punya keinginan menambah atau meningkatkan performa kerjanya, bila didaftarkan sebagai peserta training oleh atasannya selalu saja menolak, diberikan tugas yang sedikit berbeda menolak, pokoknya bekerja hanya berdasarkan kacamata kuda saja. Ketika tiba saat-saat sulit dimana perusahaan tempatnya bekerja harus mengencangkan ikat pinggang dia termasuk dalam daftar karyawan yang harus dirumahkan, dunia seakan runtuh keadaanlah yang memaksa dia berubah dan tentu saja menyakitkan.
Saat ini pun saya sedang melakukan suatu perubahan, perubahan yang sangat drastis dan berarti buat saya. Setelah sekian lama berada di area ”convert zone” sudah saatnya kembali ke ”war zone”. Kembali teringat kata-kata dari seorang sahabat bukan masalah bisa atau tidak bisa, tetapi mau atau tidak mau.
Perubahan...so pasti la yauw.....
If you focus on Results, You will never Change
If you focus on Change, You will get Results!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar